Jaladwara Wisata Arkeologi
Sapa kami :)
  • Beranda
  • Paket Plesir
  • Kiat
  • Blog
  • Kodak
  • Tentang Kami

Gunung Padang Nasibmu Kini

2/18/2013

0 Comments

 
“Berwisata itu bukan hanya sekedar pemotretan untuk eksistensi. Ada etika yang harus dipenuhi agar tak hanya generasi sekarang yang menikmati”

“Situs Gunung Padang Dirusak”, begitu judul artikel di website National Geographic Indonesia/NGI  (04/01/2013). Sebenarnya hal ini sudah masuk dalam prediksi saya sejak Gunung Padang mencuat menjadi isu nasional pada 2012. Tinggalan megalitik (*) yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur  ini memang luar biasa. Ali Akbar, dosen Arkeologi Universitas Indonesia, berpendapat bahwa Gunung Padang berpotensi menjadi bangunan prasejarah terbesar di dunia.  Sejauh ini belum ditemukan peninggalan dari masa prasejarah dengan struktur pundek berundak sebesar Gunung Padang.

Saya teringat ketika pada Februari 2011 berkesempatan mengunjungi situs tersebut. Perjalanan yang ditempuh dengan kendaraan umum itu terbilang tak mudah. Ketika sudah dekat dengan situs pun banyak warga yang tidak mengenali Gunung Padang. “Gunung Padang? Di Sumatera Barat?” ujar salah seorang warga yang saya tanyai ketika kami sempat tersesat. Sopir angkutan yang mengantar kami pun tidak tahu pasti lokasi Gunung Padang. Beliau hanya pernah mendengar saja.

Berbekal tanya sana sini akhirnya kami pun makin mendekat ke Desa Karyamukti. Saat itu hari sudah gelap. Padahal kami berangkat dari Stasiun Bogor sejak pukul 10.00 pagi. Jalanan berkelak kelok penuh lubang. Badan kami pun lebih sering terguncang-guncang di dalam angkutan tua dengan shock breakeryang sudah lama mati.

Malam itu rasanya lama sekali. Ketika akhirnya tiba pun kondisi lingkungan rumah tempat kami menginap gelap gulita. Pencahayaan hanya ada di dalam rumah.

Keesokan harinya baru saya ketahui bahwa kami menginap tepat di dekat pintu masuk situs Gunung Padang. Kami menginap di rumah anak juru pelihara situs Gunung Padang.

Kami disambut pagi yang basah dan mendung yang menggelayut. Namun, saya sudah tak sabar untuk sampai ke puncak. Maka pagi itu saya dan kawan-kawan langsung menuju puncak. Kami seperti mencuri langkah pengunjung lain di hari libur itu. Nilai lebih dari menginap di rumah penduduk setempat.

Satu demi satu anak tangga berupa potongan batu menyerupai persegi panjang yang sengaja disusun kami lewati. Langsung terbayang bagaimana para peziarah masa lampau menapakkan langkah di batu-batu ini.

Read More
0 Comments

    Blog Jaladwara

    Halaman ini memuat kisah petualangan Jaladwara. Tak melulu tentang catatan perjalanan trip berbayar melainkan juga pandangan mata saat tim Jaladwara bertualang ke berbagai tempat di Nusantara :)

    Arsip

    June 2016
    April 2016
    December 2015
    July 2015
    June 2015
    April 2015
    March 2015
    December 2014
    November 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    April 2013
    February 2013
    August 2012
    March 2012
    February 2012
    January 2012
    November 2011
    October 2011
    August 2011

    Kategori

    All
    Acara
    Catatan Perjalanan
    Etika Berwisata
    Jawa
    Kesan Pesan
    Kuliner
    Opini
    Sumatera

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.