Lain cerita dengan Tay Kak Sie, ada kelenteng yang sekarang bernama Sio Hok Bio. Siapa sangka kalau ia adalah kelenteng yang pertama di kawasan ini. Berada pada posisi tusuk sate, kelenteng yang didirikan sekitar 1753 ini berfungsi untuk menyerap dan menetralkan energi jahat. Lalu ada kelenteng Tek Hay Bio yang lebih dikenal dengan nama Kwee Lak Kwa, yang dibangun pada 1756 oleh marga Kwee. Kwee Lak Kwa ini adalah seorang saudagar Cina yang sangat dihormati pada masanya.
Selain kelenteng, gang-gang di kawasan Pecinan menceritakan kisah tersendiri untuk kita. Ambil contoh Gang Besen. Di gang inilah hotel Tionghoa pertama didirikan oleh Tuan Kwee Kiem Yong pada 1880. Perihal pachter madat pertama di Semarang, Luitenant Khow Goan Hoei, rumahnya juga ada di Gang Besen. Selanjutnya ada Gang Cilik. Di gang ini kita bisa jumpa dengan Om Ong Bing Hok. Kita akan dapet cerita tentang rumah arwah dan teman-temannya. Tak jauh dari rumahnya Om Ong Bing Hok ada sebuah tempat industri rumahan yang terbilang lawas. Hok Tjoan Hoo nama tempatnya. Di tempat itu batu-batu andesit disulap menjadi prasasti-prasasti atau patung atau relief. Masih di sekitaran Gang Cilik, kita juga bisa melihat rumah yang dijadikan lokasi syuting film “?” besutan Hanung Bramantyo. Lalu ada lagi yang namanya Gang Tengah, Gang Warung, Gang Pinggir, Gang Baru. Perihal gang-gang itu juga punya cerita tersendiri.
Eits, tadi sudah disinggung sedikit tentang pementasan wayang potehi di depan Tay Kak Sie. Kita juga bisa ketemu langsung dengan sang dalang wayang potehi lho…..Beliau ini akrab disapa Engkong oleh para tetangganya. Bambang Sutrisno, begitu nama lengkapEngkong, akan mendongeng untuk kita seputar sejarah wayang potehi lengkap dengan cara memainkannya. Sekedar tahu saja, Engkong adalah salah seorang dari dua dalang wayang potehi yang tersisa di Semarang.
Nah, kalau sudah keliling-keliling di pecinan Semarang dengan alur maju mundur itu rasanya kurang lengkap jika belum mencicipi lunpia legendaris di Gang Lombok. Lunpia ini sudah teruji kelezatannya. Mau yang goreng atau yang basah, sama saja, kita tetap dapat makan puas ditemani dengan cerita si empunya warung. Kita juga melihat langsung cara bikin lunpianya lho.
Selain itu, masih ada cerita seputar sejarah kongkoan (Chineeshe Raad), perjuangan Tiong Hoa Hwee Koan sebagai awal mula sistem pendidikan untuk orang Tionghoa di Semarang, wangi kejayaan minyak kacang dan perusahaan lilin, kapiten pertama di Semarang, popularitas madat yang ternyata memicu munculnya instansi pegadaian, mitos Kali Koping, dan masih banyak lagi cerita lainnya. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya peran kawasan pecinan ini dalam perkembangan Kota Semarang.