Dengan ketersediaan moda transportasi umum yang menyedihkan, kita -orang Indonesia- sudah diracuni dengan moda transportasi roda dua bermesin sedari lahir. Mungkin agak berlebihan. Tapi bisa diperhatikan dalam kehidupan keseharian bagaimana pola perilaku orang terhadap kendaraan bermesin. Terkadang hanya untuk ke warung di depan gang rumah yang jaraknya tak lebih dari 20 m saja kita lebih suka menggunakan motor ketimbang berjalan kaki. Maka tak heran jika berjalan kaki menjadi sesuatu yang aneh di negara ini.
Berangkat dari ide liar, jalan kaki, maka Jaladwara membuat program jelajah candi-candi di dataran Siva Plateau dengan berjalan kaki pada 2011. Saat itu jelajah diikuti oleh sepuluh orang. Semuanya muda. Dan semuanya mampu menyelesaikan rute hingga di titik akhir. Senja yang ranum di Ratu Boko menemani kami mengakhiri jelajah hari itu.
Setelah empat tahun berselang, kami membuka kembali program lama ini. Sekarang dengan sedikit racikan anyar. Ada bumbu-bumbu baru yang ditambahkan ke dalamnya. Program ini pun dirancang bisa dijalankan di dua musim. Beberapa titik lama tetap akan dilewati, namun beberapa yang baru akan menambah warna dalam jelajah kali ini.
Perihal lama jelajah, jangan pula terkaget-kaget dengan waktu yang seharian. Tempo-tempo kita pantas juga merayakan kesehatan yang sudah diberikan Sang Pemberi nafas :) Perjalanan ini akan dilakukan sesantai mungkin. Tak ada yang perlu dikejar. Tak pula ada yang mengejar. Kita ikuti saja langkah kaki seperti layaknya para peziarah masa lampau.
Berikut sedikit gambaran mengenai perjalanan yang akan kita tempuh. Sedikit saja karena jika terlampau banyak dikhawatirkan bisa memadamkan gelora eksplorasi :D