Candi Kedaton berada di dalam Kompleks Candi Muarajambi, Jambi. Lingkungan sekitar candi masih didominasi oleh hutan dan kebun penduduk. Saat ini tengah dilakukan ekskavasi/penggalian untuk mengungkap luas area candi. Berkunjung ke pusat studi agama Buddha masa Sriwijaya dan Melayu Kuno ini jelas tak cukup dalam satu hari. Beberapa kalangan menganggap candi ini sebagai candi porno karena begitu banyak relief dan arca yang dipahatkan dengan sangat vulgar. Beberapa lagi menganggapnya sebagai monumen yang berusia lebih tua dari pusat peribadatan Suku Maya. Lalu ada juga yang menganggap candi ini sebagai bentuk kerinduan masyarakat Klasik (era Hindu-Budha) terhadap kondisi jaya di masa lampau. Tak jarang yang berpendapat bahwa candi ini memiliki kaitan dengan makhluk luar angkasa. Ya, Candi Sukuh telah mengalami banyak pemaknaan dari beragam kalangan. Ada pendapat-pendapat yang logis ada pula yang menggelikan. Tak apa, justru menjadikan Candi Sukuh penuh warna. Kami mengunjungi Candi Sukuh pagi hari. Saat belum banyak pengunjung. Sungguh merupakan waktu yang tepat untuk "bermain-main" di candi ini. Seperti biasa, ada sepaket permainan yang kami lakukan di sini. Sebagai bonusnya Jaladwara menyuguhkan pertunjukan "dongeng" amatir untuk para personel Geng Rantang yang sudah berusaha menyelesaikan permainan. Memang tak seperti Slamet Gundono yang piawai menceritakan kisah lewat wayang-wayang suketnya. Namun dengan segala kekurangannya, kami mencoba menyajikan cerita dengan cara yang agak berbeda kali ini. Di Sangiran kami mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran. Museum ini termasuk museum yang memiliki tampilan koleksi cukup bagus. Meskipun demikian belum banyak aktivitas yang ditawarkan kepada pengunjung. Selain itu info yang terlalu banyak dan terkadang berulang menyebabkan kita harus memilih topik tertentu agar kunjungan bisa lebih efektif. Peribahasa "terlalu banyak informasi akan membunuhmu" berlaku di sini :). Kami tak hanya mengunjungi museum. Selepas mengisi amunisi di warung museum, kami berjalan menuju singkapan kerang. Singkapan tersebut menunjukkan kondisi lingkungan Sangiran saat masih berupa rawa-rawa. Informasi yang tertera di dalam museum kami saksikan langsung di lapangan. Album keenam mengisahkan kegiatan yang paling seru, yaitu plesiran kuliner khas Semarang [23-24 Agustus 2013]. Di antaranya kita mengunjungi Istana Wedang, Toko Oen, Lunpia Gang Lombok, Sate Gule Kambing 29, dan Kampoeng Kopi Banaran. Album kelima mengisahkan acara blusukan ke Pasar Johar, menikmati arsitektur bangunan karya Thomas Karsten yang selesai dibangun pada 1939. Pasar ini pernah menjadi pasar tercantik dan terbesar di Asia Tenggara. Di sini kami mencoba mengamati kondisinya saat ini. Album keempat ini mengisahkan kegiatan bersama Geng Rantang mengunjungi Gedung Lawang Sewu, Semarang. Album ketiga mengisahkan pameran tentang Semarang Tempo Dulu yang diselenggarakan oleh Komunitas Lopen Semarang. Acara ini dilangsungkan di salah satu bangunan tua di Kota Lama Semarang, yang dikenal sebagai Gedung Spiegel. Pameran ini diadakan dengan perlengkapan yang sangat sederhana namun kental dengan atmosfer masa lalu. Juga disertai dengan data-data yang kuat namun disajikan dengan sangat ringan & menarik. Salut untuk kawan-kawan Komunitas Lopen! :-) |
KodakHalaman khusus album foto kegiatan Jaladwara. Arsip
June 2016
Kategori |