Program ini merupakan edisi perdana kami di museum. Setelah diuji coba pada Mei lalu kami membuka trip Misteri Arca Bertangan Delapan ke publik pada September ini. Museum menjadi tempat yang menarik untuk dieksplorasi. Ada banyak koleksi yang bisa dijadikan tokoh utama tiap kali kita berkunjung ke museum. Oleh sebab itu, kami menyuguhkan kegiatan bertema tertentu, tidak lagi menjelajahi museum secara keseluruhan. Dengan koleksi museum sebagai objek pengamatan kami menawarkan pengalaman langsung berinteraksi dengan koleksi. Kami menyediakan alat permainan berupa kartu petunjuk untuk mengantarkan peserta pada koleksi museum. Proses yang terjadi bukan lagi kegiatan pemanduan satu arah melainkan eksplorasi mandiri. Namun, kami juga melengkapinya dengan cerita dan klarifikasi temuan dalam permainan. Jadi, peserta akan mengalami proses mendengarkan cerita, memahami teks, observasi, pemanduan, dan refleksi saat diskusi. Setelah lama vakuum, akhirnya Jaladwara kembali membuka paket plesir "Mencari Harta Karun di Malioboro". Adapun peserta yang mendaftar kali ini berjumlah 10 orang. Namun di hari H, ada satu orang yang terpaksa mengundurkan diri karena mendadak berhalangan. Saat kegiatan, peserta yang berjumlah 9 orang dibagi dalam dua kelompok. Sebelum memulai kegiatan, tiap kelompok dibekali seperangkat kartu petunjuk mengenai hal-hal atau lokasi-lokasi yang harus mereka temukan saat menjelajahi Malioboro. Acara yang rencananya berakhir pk. 12.00, ternyata pada praktiknya berakhir pk. 13.30. Itu pun masih ada peserta yang menginginkan agar acaranya berakhir sore saja, karena senang mendapatkan banyak cerita tentang Malioboro. Pucuk dicita ulam tiba. Di saat Jaladwara sedang merancang kegiatan di Malioboro untuk anak-anak, pas datang tawaran dari Rumah Petualang yang akan membawa anak-anak berlibur ke DIY. Awalnya sempat khawatir dengan kondisi Malioboro di musim liburan serta cuaca buruk. Ternyata semua seperti 'mestakung' :-). Dan hampir semua peserta tampaknya menikmati kegiatan menjelajah Malioboro. Terima kasih untuk kakak-kakak dari Eco Ethno yang sudah mendampingi anak-anak menjelajahi Malioboro. Juga Kakak Kukuh Septo W dan Kakak Angga Pratama Putra yang membantu memfasilitasi anak-anak mendapatkan lokasi yang dicari. Serta Angela Rinta yang sudah lembur berhari-hari untuk membuat sketsa dan desain peta harta karun yang super ciamik! Kredit foto: Kukuh Septo W, Angga Pratama Putra dan Jaladwara. Kali ini kami menemani keluarga Nino yang sedang berlibur ke Yogya. Adapun peserta wisata kali ini sang ayah, adik, dan kakak Nino, serta seorang keponakannya. Nino dan sang ibu tidak ikut serta. Lagi-lagi Jaladwara mendapat tantangan baru, yaitu berwisata ke candi-candi bersama anak-anak. Ini baru pertama kalinya. Untuk itu, sebelumnya kami sudah mempersiapkan strategi plus alat permainan yang semoga saja disukai oleh si anak. Agak was-was juga karena kami takut "ditolak" yang artinya si anak akan bosan dengan suguhan yang kami beri. Eh, ternyata di luar perkiraan. Amelie, keponakan Nino yang dibesarkan di AS dan Kanada, seperti mendapat pasokan energi berlipat ganda saat mendapatkan perlengkapan permainannya. Bahkan ketika energi kami sudah menurun -karena lapar dan cuaca- dia tetap berapi-api menuntaskan permainan hingga akhir :-) |
KodakHalaman khusus album foto kegiatan Jaladwara. Arsip
June 2016
Kategori |