Siapa bilang bangunan yang menyerupai piramida hanya ditemukan di pegunungan Amerika, milik Suku Maya atau Inca? Nenek moyang Indonesia juga mengenalnya. Hanya saja "piramida" itu merupakan bentuk pengulangan dari tradisi yang sebelumnya sudah ada, yaitu pundek berundak.
Nah, di Candi Cetha dan Sukuh kita bisa menyaksikan tinggalan spektakuler itu. Candi Cetha, meskipun sudah "porak poranda" oleh konservasi yang salah kaprah saat pemugarannya namun masih memberikan atmosfer kehidupan Hindu yang amat kuat.
Candi Sukuh mungkin yang paling ramai dibicarakan karena anggapan unsur pornografi di baliknya. Namun, anggapan itu sebaiknya kita tepis dulu karena apa yang dipahatkan di Sukuh lebih sakral jika dibandingkan dengan unsur vulgar semata.
Di antara dua candi tersebut terdapat satu tempat "ngeteh" yang sangat nyaman. Ndoro Donker namanya. Nama itu diwariskan oleh seorang pengusaha teh yang membuka perkebunan di Kemuning saat zaman keemasan teh dulu. Di sini kita bisa menyeruput teh sambil mendengarkan dongeng dari pegawai kafe tentang kisah-kisah seputar teh.
Menginap di rumah penduduk dan makan makanan yang sehari-hari akrab dengan lidah mereka menjadi pengalaman yang menarik. Paginya kita akan berolahraga menuju air terjun Jumog yang segar. Lalu bersiap untuk menuju Sangiran, tempat segudang cerita soal lingkungan dan manusia purba di Pulau Jawa.
Kilasan trip bisa dilihat di sini:
Lintas Peradaban: Kisah Evolusi Dari Sangiran & Misteri Piramida Terpotong Candi Sukuh
Nah, di Candi Cetha dan Sukuh kita bisa menyaksikan tinggalan spektakuler itu. Candi Cetha, meskipun sudah "porak poranda" oleh konservasi yang salah kaprah saat pemugarannya namun masih memberikan atmosfer kehidupan Hindu yang amat kuat.
Candi Sukuh mungkin yang paling ramai dibicarakan karena anggapan unsur pornografi di baliknya. Namun, anggapan itu sebaiknya kita tepis dulu karena apa yang dipahatkan di Sukuh lebih sakral jika dibandingkan dengan unsur vulgar semata.
Di antara dua candi tersebut terdapat satu tempat "ngeteh" yang sangat nyaman. Ndoro Donker namanya. Nama itu diwariskan oleh seorang pengusaha teh yang membuka perkebunan di Kemuning saat zaman keemasan teh dulu. Di sini kita bisa menyeruput teh sambil mendengarkan dongeng dari pegawai kafe tentang kisah-kisah seputar teh.
Menginap di rumah penduduk dan makan makanan yang sehari-hari akrab dengan lidah mereka menjadi pengalaman yang menarik. Paginya kita akan berolahraga menuju air terjun Jumog yang segar. Lalu bersiap untuk menuju Sangiran, tempat segudang cerita soal lingkungan dan manusia purba di Pulau Jawa.
Kilasan trip bisa dilihat di sini:
Lintas Peradaban: Kisah Evolusi Dari Sangiran & Misteri Piramida Terpotong Candi Sukuh