Sore itu sekitar 10 ekor hiu jenis blacktip reef shark (Carcharhinus melanopterus) berenang-renang di dalam kolam seluas kurang lebih 8 x 8 m. Kolam penangkaran hiu di Pulau Menjangan Besar itu merupakan salah satu titik kunjungan wajib jika berwisata bersama agen wisata ke Karimunjawa. Di sini Anda tidak hanya diajak untuk melihat-lihat hiu, namun juga diperbolehkan terjun ke kolam dan berinteraksi dengan mereka. Tertera biaya Rp 5.000 untuk dapat mengalami sensasi bersama para apex predator ini.
Kegiatan berenang bersama hiu di penangkaran ini menuai pro dan kontra. Pro bagi kalangan yang mengedepankan kepentingan ekonomi. Kontra bagi para pecinta satwa dan pelestari lingkungan. Kunjungan saya bersama sebuah agen wisata ke penangkaran ini membuat saya menggali informasi lebih banyak tentang pro dan kontra serta legalisasi kegiatan.
Berdasarkan informasi dari banyak sumber saya mengetahui bahwa hiu-hiu di kolam mini ini ada secara sengaja atau tidak sengaja lewat jaring nelayan. Mereka dibesarkan dan dilatih untuk atraksi wisata ketika masih kecil. Lihat saja, ketika wisatawan yang suka mengadu adrenalin turun ke kolam, maka pemandu akan melemparkan potongan daging ikan yang diikat tali kepada para hiu. Potongan daging itu seperti umpan yang ditarik ulur, hanya untuk mengecoh para hiu dan menyenangkan wisatawan.
Nasib naas para hiu tidak berhenti sampai di sana. Jika sudah besar mereka akan dikirim ke kota besar untuk alih profesi penjadi penghibur di panggung yang lebih besar. Sebagian dari mereka bahkan harus berakhir di restoran. Sirna sudah julukan pemangsa puncak, berganti menjadi hewan yang dimangsa.
Penangkaran hiu yang lebih mirip wahana untuk melakukan kejahatan terhadap satwa di Karimunjawa ini ternyata diamini oleh pemerintah daerah, Dinas Kelautan & Perikanan, dan Balai Taman Nasional Karimunjawa. Para pihak terkait itu menganggap bahwa kegiatan penangkaran sudah terjadi sejak dulu. Jadi sudah menjadi hal yang lumrah. Dampak ekonomi yang diduga muncul dari aktivitas wisata pun menjadi penguat bahwa keberadaan penangkaran hiu ini sah-sah saja. Padahal kita tak pernah tahu pasti lapisan masyarakat yang mana yang memperoleh keuntungan. Bisa jadi hanya golongan tertentu yang memang memiliki modal kuat di sini.
Ada juga yang beranggapan bahwa penangkaran hiu ini berfungsi untuk mengakrabkan manusia dengan hiu. Menurut saya aktivitas pengakraban itu hanya slogan semata. Untuk bisa akrab kita harus mengenal para hiu, jenis, habitat, makanan, dan yang paling penting mengenai cara berinteraksi. Saya tidak menangkap adanya pengarahan dari pemandu wisata saat “menantang” wisatawan untuk turun ke kolam. Bahkan pemandu tidak menjelaskan nama jenis hiu ini yang ternyata menurut wikipedia masuk dalam kategori hiu karang yang tidak berbahaya.
Para pemandu hanya mengarahkan wisatawan untuk berdiri atau berjalan di tengah kolam sambil mengangkat tangan. Wisatawan tidak diperbolehkan berenang. Padahal sikap berjalan lebih beresiko ketimbang berenang untuk hiu yang punya nama lokal hiu sirip hitam ini. Para hiu lebih suka menyerang manusia yang “berjalan” santai. Terlihat jelas bahwa tawaran interaksi bersama hiu ini tak lebih dari pemuasan adrenalin saja dibanding kegiatan pengakraban.
Mungkin hiu-hiu yang kita lihat di sini jumlahnya terbilang sedikit. Namun, bayangkan saja jika penangkaran hiu ini mampu menyedot banyak pengunjung. Setiap "pemilik" modal akan berlomba untuk menampilkan penangkaran hiu di tempatnya masing-masing karena akan mendatangkan keuntungan. Hiu yang awalnya tidak sengaja tersangkut jaring nelayan akan menjadi komoditas yang sengaja diburu.
Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak “kejahatan” terhadap hiu itu? Tolak, itu kata yang paling tepat. Jangan pernah mau diajak untuk berkunjung ke penangkaran hiu, dimana pun itu. Masih banyak lokasi lain yang jauh lebih menarik ketimbang penangkaran hiu. Jangan rusak nilai-nilai perjalanan Anda hanya semata-mata untuk memuaskan adrenalin. Jika Anda berkecimpung di dunia agen perjalanan wisata maka jangan pernah memasukkan penangkaran hiu ke dalam salah satu titik kunjungan. Menolak untuk menjadi bagian dari pendukung keberadaan penangkaran hiu dalam rantai wisata merupakan tindakan sederhana yang mampu membawa perubahan.
Catatan:
Sumber informasi sebagian diambil dari percakapan di milis marinebuddies.