Berlokasi di pusat kota, hanya sepelemparan batu dari Alun-alun Utara ternyata tak jadi jaminan Museum Sonobudoyo dikenal orang. Apa sebab? Bisa jadi promosi yang kurang atau memang sebagian orang tak berminat berkunjung atau mencari tahu tentang museum.
Adanya pemandu sangat membantu saya dalam mengenali koleksi-koleksi museum ini. Meskipun beberapa koleksi dilengkapi dengan keterangan, namun tak jarang informasinya terlampau permukaan. Pemandu biasanya bisa menjadi teman diskusi ketika mengamati koleksi.
Museum Sonobudoyo sebenarnya memiliki puluhan ribu koleksi akan tetapi sebagian besar di antaranya tidak dipamerkan karena keterbatasan ruang. Museum ini didirikan oleh Java Instituut yang memusatkan perhatiannya pada kebudayaan Jawa, Bali, dan Madura. Maka pada 1934 dimulailah pembangunan gedung museum di atas tanah pemberian Sultan HB VIII. Maka jangan heran ketika berkeliling museum Anda akan berjumpa dengan koleksi-koleksi yang mencerminkan kebudayaan Bali.
Kiat berkunjung:
1. Mintalah pemandu untuk menemani berkeliling, terlebih jika ini kunjungan pertama.
2. Tanyakan kepada pemandu mengenai sejarah dan konsep museum. Hal ini akan membantu Anda untuk memahami koleksi.
3. Koleksi museum yang dipamerkan memang tidak terlampau banyak, tetapi cukup menguras energi bila ingin mengamati satu per satu. Fokus pada ketertarikan Anda saja. Lalu lakukan kunjungan berikutnya untuk mengeksplorasi koleksi yang lain.
4. Koleksi yang berada di luar ruangan juga menarik untuk diamati.
5. Jangan gunakan lampu kilat “flash” saat memotret. Sebaiknya tanyakan informasi koleksi yang akan dipotret kepada pemandu agar dapat memberikan cerita pada foto.
6. Jangan menyentuh koleksi, menekan kaca pada lemari koleksi, atau melakukan tindakan vandalisme selama berada di dalam area museum.
Info lokasi & jam buka:
Museum Sonobudoyo Yogyakarta