Asal usul nama Kampung Cempluk ini bukanlah tanpa sejarah. Dusun Sumberrejo yang tidak jauh dari lokasi perbatasan kota Malang, ternyata merupakan saksi sejarah berakhirnya penggunaan cempluk sebagai alat penerangan keseharian masyarakat Kota Malang. Dusun Sumberrejo merupakan daerah terakhir yang menggunakan cempluk sebagai alat penerangan di Kota Malang yaitu sekitar 1992. Padahal pemasangan listrik di Kota Malang sudah cukup marak sekitar 1987-an. Dengan latar belakang itulah, mungkin masyarakat dusun Sumberrejo dinilai masih tertinggal dalam hal pendidikan dan kehidupan sehari-hari di era 90an.
“Waktu itu kampung masih gelap dan menggunakan penerangan cempluk untuk beraktivitas di malam hari. Warga sangat hobi lomba patrol keliling kampung, selain itu aktvitas kesenian yang saya suka adalah ikut ibu-ibu main terbangan,” kata Ibu Siti saat ditemui di warung berlampu neon yang menjual beraneka macam jajanan.
Walaupun pada Kampung Cempluk Festival tidak benar-benar menggunakan cempluk sebagai alat penerangan, tapi suasana di kampung cempluk festival dibuat sedemikian remang agar pengunjung terasa dekat dengan masa-masa dimana listrik belum masuk pada dusun Sumberrejo.
Kontributor: Mutia Husna Avezahra [mahasiswa magang Jaladwara plus pejalan dari Malang]